Kamera FILM
Mengambil Gambar dengan Kamera MD 10000
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd
Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah satu alasannya adalah oleh satu peralatan kecil sederhana (yang juga merupakan peralatan dasar sinematografer), kamera film, untuk merekam langsung dari imaginasi kita. Hal pokok dari kamera film adalah beberapa kotak, salah satunya dengan lensa di depan dan mekanisme yang dapat ditarik sesuai dengan lama film setidaknya enam belas kali setiap detik. Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan ruang yang tersisa untuk mengambil gambar setelah exposure. Saat gambar-gambar dari alat ini diproyeksikan oleh mekanisme yang sesuai, mereka memberikan
representasi dari scene asli dengan semua pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan benar. Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang masing-masing memerlukan pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk tetap menghasilkan yang terbaik dan konsisten. Seorang kameramen pemula harus mencoba untuk familiar dengan itu semua dan nyaman dengan pengoperasian kamera, sehingga dia dapat berkonsentrasi untuk aspek kreatif dari cinematography. Pergerakan mekanisme film adalah berbeda dengan kamera saat hanya sebagai sebuah kamera. Ilusi dari pergerakan gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat. Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari gambar yang ada adalah yang menjadi perhatian dari pandangan manusia. Jika gambar dipancarkan ke retina, mata manusia akan melihat gambar, singkatnya, secara keseluruhan dan seterusnya, untuk periode yang singkat, gambar akan tetap berada di dalam manusia saat menjadi redup atau menghilang. Kamera film apapun jenisnya, yang harus dikuasai oleh seorang kameramen adalah pengambilan gambar. Cara pengambilan gambar dapat disesuaikan tertantung pada event yang sedang berlangsung. Sudut pengambilan gambar sangat berpengaruh erhadap penilaian penonton. Salah satu contoh adalah pengambilan gambar dengan menggunakan posisi normal. Cara pengambilan gambar ini digunakan untuk posisi biasa/ kejadian normal. Low angle adalah pengambilan gambar dengan posisi kamera di bawah subjek. Dalam sebuah dialog maupun adegan, posisi ini biasanya bertujuan untuk menggambarkan subjek yang kuat, angkuh, dan lebih berkuasa, penggunaan fungsi zoom dan start/ stop record berdara dihandle atas kamera. Dan selanjutnya adalah pengambilan gambar high angle, pengambilan gambar dengan posisi kamera lebih di atas daripada subjek. Biasanya digunakan ketika juru kamera dalam moment berdesakan, atau trik lain dalam keadaan darurat.
Catatan: dari berbagai sumber buku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar