Cafebahasa hadir sebagai sarana edukasi, pembelajaran, komunikasi serta sebagai media informasi bahasa, sastra, seni, opini-artikel, dan hasil mahakarya (proses kreatif). Kirimkan partisipasi Anda melalui email bbg_cla@yahoo.com

Senin, 28 November 2011

Contoh Proposal Tesis

Oleh: Dwiyanti, S.Ag
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Penyuluh agama merupakan bagian dari Satuan Kerja Departemen Agama yang mempunyai tugas pokok mengadakan layanan bimbingan dan penyuluhan kepada umat. Hal ini sejalan dengan Visi dan Misi Departemen Agama/Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jambi. Adapun visi Kementerian Agama Provinsi Jambi adalah: “Terwujudnya masyarakat Jambi yang Agamais, Harmonis dan Berkualitas”. Sedangkan misi Kementerian Agama Provinsi Jambi adalah: 1) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan administrasi secara profesional; 2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan dan bimbingan ibadah serta keharmonisan umat beragama; 3) Meningkatkan kualitas pelayanan dan bimbingan pendidikan agama dan keagamaan pada masyarakat.  

Contoh Program Kerja Kesiswaan

  PROGRAM KERJA KESISWAAN PELITA RAYA JAMBI
TAHUN 2011/2012
1.1  Latar Belakang


Upaya peningkatan mutu kualitas Sumber Daya Manusia yang cerdas, terampil, berakhlak mulia dan mampu hidup bersaing adalah tuntutan dari perkembangan zaman pada saat ini. Oleh karena itu upaya peningkatan SDM ini harus diprogramkan secara terstruktur, berkesinambungan dan di evaluasi secara berkala. Hal ini menjadi semakin penting karena perubahan-perubahan akibat perkembangan ilmu pegetahuan dan teknologi (Iptek) serta komunkasi menjadi semakin tidak kentara.

Program Kerja Ekstrakurikuler


PROGRAM KERJA EKSTRA KURIKULER SMP PELITA RAYA JAMBI
TAHUN 2011/2012
1.      FUTSAL
1.      Pembina : Valentinus
2.      Deskripsi :
Ekstrakurikuler ini muncul sejalan dengan menjamurnya futsal di seluruh dunia. Ekstrakurikuler ini memiliki tujuan menjadi wadah bagi siswa yang memiliki minat dan bakat dalam olahraga futsal. Program kerja ekstrakurikuler ini diantaranya seleksi anggota, latihan rutin, pertandingan persahabatan, mengikuti kejuaraan/ kompetisi.
Prestasi :
2.      BOLA BASKET
1.      Pembina : Edi Oktafdal
2.      Deskripsi :
Ekstrakurikuler ini merupakan salah satu ekstrakurikuler yang sudah lama di SMP Pelita Raya. Ekstrakurikuler ini termasuk yang banyak peminatnya. Program kerja ekstrakurikuler ini hampir sama dengan ekstrakurikuler futsal.

Contoh ADART OSIS

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH/ OSIS SMP-SMA-SMK
PELITA RAYA JAMBI

PEMBUKAAN:
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa sesungguhnya ilmu itu merupakan salah satu karunia Tuhan Yang Maha Esa diamalkan untuk membawa manusia kearah kebahagian hidup. Bahwa Indonesia dengan kemerdekaannya telah memperoleh kesempatan dan waktu yang seluas-luasnya untuk mencari, menggali, mendalami ilmu pendidikan menuju masyarakat yang adil dan makmur.

Contoh Pengelolaan Esktrakurikuler


PENGELOLAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
SMP PELITA RAYA JAMBI

1.1 PENGANTAR

1.      My own curriculum.

2.      Apresiasi positif atas kiprah praktisi pendidikan & orang tua/anggota masyarakat yang mendukungnya.

3.      Tugas & topik terkait dengan usaha merancang dan melaporkan kegiatan ekstrakurikuler.

4.       Permasalahannya:

a.       Apakah arti kegiatan ekstrakurikuler itu (sebenarnya) ?

b.      Bagaimanakah kondisi kegiatan ekstrakurikuler yang berlangsung di sekolah-sekolah kita selama ini ?

c.       Bagaimanakah sebaiknya kegiatan ekstrakurikuler itu dikelola (dikembangkan) ?

d.      Bagaimanakah kegiatan ekstrakurikuler itu dirancang atau direncanakan ?

e.       Bagaimanakah kegiatan ekstrakurikuler itu dilaksanakan ?

f.        Bagaimanakah kegiatan ekstrakurikuler itu dipertanggungjawabkan atau dilaporkan ?

5.   Pelajaran apa yang berharga, dapat kita peroleh dan amalkan dari pemahaman pentingnya mengelola kegiatan ekstrakurikuler secara efektif di sekolah ?

Contoh Program PMR

PROGRAM KERJA
EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA (PMR)
KELOMPOK MADYA
SMP PELITA RAYA JAMBI

PERIODE 2010/2011

Program Kerja Kesiswaan

PEMBINAAN KESISWAAN SMP PELITA RAYA

1. Pengertian
Satu-satunya wadah organisasi siswa di sekolah untuk mencapai tujuan pembinaan dan pengembangan kesiswaan adalah Organisasi Intra Sekolah disingkat OSIS. OSIS bersifat intra sekolah, artinya tidak ada hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain, dan tidak menjadi Bagian dari organisasi lain yang ada di luar sekolah. Karena OSIS merupakan wadah organisasi siswa di sekolah. Oleh karena itu setiap siswa secara otomatis menjadi anggota OSIS. Keanggotaan itu secara otomatis berakhir dengan keluarnya siswa dari sekolah yang bersangkutan.

2. Tujuan
Organisasi ini bertujuan mempersiapkan siswa sebagai kader penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani pembangunan nasional, untuk :
a.  Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu yg meliputi bakat, minat, dan     kreativitas;
b.  Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan      pendidikan sehingga terhindar dariusaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan      pendidikan;
c.  Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat;
d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis,     menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society).

(Permendiknas No 39 Tahun 2008, Bab I pasal 1)

Pengajuan Beasiswa S2


                                                                                                Jambi, 18 Mei  2011
Nomor:                                                                                   
Perihal  : Pengajuan Beasiswa S2                                             
Lamp.  : 8 lembar                                                                    
                                                                                               
Kepada Yth.
Bapak Pimpinan ...........
di Jambi

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama                           : Bambang Setiyawan, S.Pd
Tempat tgl. lahir            : Klaten, 12 Oktober 1981
Jenis Kelamin               : Laki-Laki
Status                           : Sudah Menikah
Pendidikan                   : S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Alamat                         : Jl. Kopral Ramli No. 89 Pasir Putih, Kelurahan Talangbakung, Kec. Jambi Selatan, Kota Jambi

Dengan kerendahan hati perkenankanlah kami mengajukan Permohonan Beasiswa S2 (Program Pascasarjana) di Perusahaan ....................
Untuk melengkapi persyaratan Pengajuan Beasiswa S2 (Program Pascasarjana) bersama ini saya lampirkan dokumen-dokumen pendukung sebagai berikut: Daftar riwayat hidup, Fotokopi KTP, Fotokopi ijazah S1, Fotokopi Akta IV, Fotokopi Transkip nilai S1, Rincian Biaya Pendidikan S2, 3 (tiga) Karya Tulisan terbaik.
Besar harapan kami semoga Bapak Pimpinan .................... mengabulkan permohonan kami. Untuk itu kami sampaikan banyak terima kasih.

                                                                                    Hormat kami,


                                                                                    Bambang Setiawan, S.Pd

Makalah Drs. Larlen, M.Pd dosen FKIP Unja

PERAN BAHASA DAN SASTRA TERHADAP
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
Oleh; Drs. Larlen, M.Pd

A. Gambaran Umum Situasi Pendidikan

Di mana tempat Indonesia dalam dunia pendidikan umumnya dan di Asia khususnya bila ditinjau dari aspek pendidikan? Banyak tantangan yang mesti dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam membentuk karakter bangsa. Tantangan lain dalam dunia pendidikan adalah justru berasal dari luar yakni bila pendidikan Indonesia dibandingkan, misalnya dengan negara-negara tetangga. Laporan UNDP (United Nation Development program) mengungkapkan bahwa Index Pembangunan Manusia Indonesia berada para peringkat 109 setingkat lebih rendah dibandingkan dengan Vietnam dan jauh di bawah Jepang (Peringkat ke 9), Singapura (24), Brunei Darusalam (32), Malaysia (61), Thailand (76) dan Filiphina (77). Dalam hal daya saing, Indonesia juga menduduki peringkat yan sangat rendah yakni 46, jauh dibawah Singapura (2), Malaysia (27), Filiphina (32) dan Thailand (34).
Sehubungan dengan hal itu, Werner Schaal, Wapres Asosiasi Rektor Jerman (Kompas 18-8-2001) menyatakan bahwa kunci keberhasilan Perguruan Tinggi (PT) saat ini dan masa mendatang adalah kompetisi. Persaingan PT diseluruh dunia, apalagi dalam era globalisasi. PT menghadapi tantangan untuk terus menghasilkan inovasi baru dan kemajuan pengetahuan. Kemajuan teknologi dan pengetahuan yang terjadi di masyarakat kadangkala terjadi lebih cepat daripada perkembangan yang memimpin dalam kemajuan teknologi dan pengetahuan. Selanjutnya Hatakenaka, seorang konsultan pendidikan (Kompas, 18-8-2001) menyatakan bahwa strategi PT di negara-negara berkembang untuk berubah menjadi pusat penelitian.

Makalah Drs. Larlen, M.Pd Dosen FKIP Unja


EFEKTIVITAS  METODE PENGAJARAN
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
“Kajian Penggunaan Media dalam Pembelajaran”
Oleh: Drs. Larlen,M.Pd

Pengantar
Konseptualisasi pengajaran bahasa mempunyai sejarah yang panjang, menarik. Oleh karena itu, banyak teori pengajaran bahasa yang ada sekarang sekurang-kurangnya harus mencoba memahami apa yang dimaksud dengan metode dan apa yang dikontribusikan oleh metode-metode tersebut dan memikirkan tentang pengajaran itu. Perancangan metode-metode, misalnya metode tata bahasa terjemahan, metode langsung, dan metode audiolingual, menunjukan suatu ciri yang menonjol. Metode adalah suatu “teori” pengajaran bahasa, dalam arti teori kerja.
Metode merupakan salah satu bidang yang harus dianalisis dalam pengajaran bahasa. Perkembangan ilmu pengetahuan telah mengakibatkan kita terbuai oleh suatu model atau bentuk motode tertentu ke model atau bentuk metode ekstrim lainnya. Hal ini membuat pengajaran bahasa dan sastra selama berabad-abad tidak mempunyai refrensi yang sistematis tentang body of knowledge metode pengajarannya. Akibatnya banyak bidang metode pengajaran bahasa dan sastra lebih cenderung merupakan persoalan opini daripada fakta.

Makalah Larlen, M.Pd Dosen FKIP Unja


SASTRA DAN BUDAYA MELAYU
PENGARUH DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
Oleh: Drs. Larlen, M.Pd

Pengantar
Sesuai dengan kodratnya sebagai mahkluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainya dan membentuk kehidupan kolektif, meliputi bentuk pembagian tugas, aktivitas bersama, dan berkomunikasi. Kehidupan kolektif ini menurut Koentjraningrat (1986:136) disebut masyarakat. Dalam tingkat yang lebih luas, manusia-baik secara pribadi maupun bersama-sama dalam masyrakat-menjalin komunikasi dengan manusia atau masyarakat lainnya. Dalam tindakah komunikasi ini, secara sadar atau pun tidak sadar, secara langsung maupun tidak langsung, terjadi sentuhan budaya. Terjadinya sentuhan budaya seringkali terjadi pula kepengaruhan budaya. Yang perlu dicatat disini adalah istilah “pengaruh” tidak selalu bermakna pada pihak yang kuat dan pihak yang lemah. Pengaruh seringkali punya makna “pengayaan”. Unsur-unsur budaya yang datang sebagai pengaruh seringkali memperkaya dan tidak menghapus unsur-unsur budaya yang dipengaruhinya. Sastra sebagai suatu kebudayaan, lahir tumbuh dan berkembang sesuai dinamika masyarakat yang melahirkan dan memilikinya. Kondisi masyarakat berpengaruh besar terjhadap sastra yang dihasilkan, baik dalam bentuk maupun dalam isi. Sebagai halnya kebudayaan, sastra pun terikat oleh ruang dan waktu. Sastra tumbuh berkembang sesuai dengan perjalanan waktu. Dalam perkembangan tersebut seringkali ada unsur-unsur yang mengalami perubahan, ada unsur yang hilang, dan ada unsur-unsur yang tetap diakui keberadaannya.

Makalah Larlen, M.Pd

BUDAYA MELAYU  JAMBI DAN TANTANGANNYA DI ERA GLOBALISASI
Oleh: Larlen, M.Pd

A.     Pengantar
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" d Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina. Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Menurut  Djojodigoena dalam bukunya Asas-asas Sosiologi (1985) mengatakan bahwa budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.[1] Cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan bersumber pada kenyataan yang ada. Karsa adalah kerinduan manusia untuk menginsyafi sangkan paran, yakni dari mana manusia sebelum lahir (sangkan), dan kemana manusia sesudah mati (paran). Lalu muncullah berbagai sistem kepercayaan dan agama. Rasa adalah kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan keindahan dan menolak sesuatu yang buruk. Buah perkembangan rasa terjelma dalam berbagai bentuk norma keindahan yang kemudian menghasilkan berbagai macam kesenian.

Contoh Karya Tulis Kesehatan


PROPOSAL PENELITIAN
GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA
TERHADAP SENAM LANJUT USIA DI PUSKESMAS
TALANGBAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2009
Telah dipertahankan dihadapan tim penguji.
Jambi, Juli 2009
Penguji
(Socha Elfrida, S.Pd, M.Kes)
Penguji H
(Ruwayda, SST, M.Kes)
Penguji III
(Haryono, S.Si)


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang bedudul Gambaran Pendidikan, Pengetahuan, dan Sikap Lansia Terhadap Senam Lanjut usia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2009.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilimiah Penulis clapat mendapatkan bantuan, bimbingan, dorongan, dan arahan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
  1. Bapak Dr. H. Facilan Maalip, SKM, selaku ketua Yayasan Perkumpulan Baiturahhim Jambi.
  2. Bapak Ir. Zafrullah Zein, MS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kebidanan Baiturahhim Jambi.
  3. Bapak Dr. Firmanayah, SpOG, selaku Ketua Program Studi Dill Kebidanan Baiturahhim Jambi.
  4. Ibu Arifa Rahmi, selaku Sekretaris Dill Kebidanan Baiturahhim Jambi, yang selaku memberi masukan dan memperjuangankan kami menyusun proposal ini.
  5. Ibu Ruwayda, SST, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, dorongan, dan semangat sehingga penulis proposal ini clapat diselesaikan.
  6. Bapak Haryono, S,Si selaku pembimbing 11, yang telah memberikan saran dan sumbang pemikiran sehingga proposal ini dapat diselesaikan.
  7. Seluruh dosen beserta staf STIKBA Jambi Program Studi DIII Kebidanan yang telah memberikan ilmunya selama penulis berada di bangku kuliah.
  8. Orang tua dan keluarga besar atas segala perhatian dan pengorbanan untuk penulis berhasil menyelesaikan proposal.
  9. Rekan-rekan Angkatan I DIII Kebidanan Baiturahhim Jambi yang telah memberikan dukungan selalu bersama dalam suka maupun duku, sehingga proposal ini dapat selesai.
  10. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan ini baik langsung maupun tidak langsung.

Opini Drs. Larlen, M.Pd


TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
Oleh: Drs. Larlen, M.Pd
Secara moral, perkembangan ilmu pengetauan dan tekonologi harus mengacu pada perkembangan dan peradaban manusia saat ini. Kemajuan teknologi yang benar adalah dapat menjadikan manusia semakin maju dalam hidupnya dan semakin menjadi manusia yang bernilai. Peran teknologi terhadap perkembangan pendidikan saat ini cukup besar terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan tanpa teknologi tentunya hambar. Kemajuan pengetahuan dan teknologi yang semakin luas dalam dunia pendidikan harus disikapi dengan baik dan tepat. Hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sering kali membawa dampak yang negatif, baik bagi kehidupan manusia itu sendiri, masyarakat, dan lingkungannya.
Dengan dukungan teknologi, perkembangan ilmu dan pengetahuan saat ini semakin pesat, terutama dalam rangka meningkatkan pembelajaran. Kehidupan manusia dalam dunia pendidikan semakin dipermudah terutama dalam mengakses informasi. Selain itu perkembangan teknologi juga dapat dijadikan sebagai langkah untuk membantu menyelesaikan masalah. Pendidikan yang baik harus menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Apalagi dalam kondisi saat ini, pembelajaran menggunakan teknologi haruslah dapat menjadikan siswa sadar dan kritis. Teknologi dan pendidikan diharapkan harus menghasilkan siswa yang memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan ke depan.

Artikel Larlen, M.Pd


PENTINGNYA  PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN
Oleh: Drs. Larlen, M.Pd

Pendidikan usia dini sangat penting untuk ditanamkan oleh orang tua siapa saja. Banyak orang tua yang mengingkan anaknya menjadi “unggul” atau berprestasi. Tapi banyak orang tua yang tidak menyadari akan pentingnya pendidikan usia dini. Anak merupakan mutiara bagi setiap orang tua. Untuk itu orang tua harus memberikan hal yang terbaik bagi anaknya. Terutama dalam memberikan pendidikan. Maka dari itu, orang tua harus jeli dalam memilih sekolah atau tempat pendidikan untuk anaknya.
Tidak dapat dipungkiri, kebanyakan orang tua mengingkan anaknya menjadi sang juara, berprestasi. Pajangannya deretan piala di ruan tamu, akan membuat prestise dan harga diri sebagai orang tua. Begitu pikiran yang selalu muncul dibenak orang tua. Akhirnya semua orang tua berlomba-lomba memberikan pendidikan dalam bidang tertentu, atau anak dituntut untuk mengikuti pendidikan tertentu yang dianggap bisa membanggakan orang tuanya. Kadang kala orang tua mengalami kesulitan untuk mengetahui kemamuan anak dalam memilih sekolah. Hal ini sangat wajar terjadi mengingat usia anak yang masih muda, sehingga potensi tersebut jarang terlihat. Pengenalan anak terhadap dunia pendidikan harus dikenalkan sejak dini. Maka dari itu, orang harus bisa memberikan rangsangan kepada anak untuk mengikuti berbagai kegiatan yang benar-benar meyakinkan dapat melahirkan sebuah prestasi. Tentunya orang tua harus merancang kegiatan-kegaitan tersebut dengan rapi dan tidak membabi buta.

Opini Drs. Larlen, M.Pd

MENGEMBANGKAN DAN MENINGKATKAN SDM GURU
Oleh: Drs. Larlen, M.Pd

Pepatah mengatakan ‘guru’ digugu lan ditiru. Menjadi panutan. Panutan merupakan tuntunan yang baik, atau sebuah proses memberi contoh dalam kehidupan. Masyarakat tentunya ingat dan mengerti dengan pepatah tersebut. Kunci utama dalam dunia pendidikan adalah guru. Maka tidak heran jika guru sering diilustrasikan dalam berbagai media. Iwan wals misalnya, dalam rangka menyemangati guru, ia menyanyikan lagu Oemar Bakri. Sebuah lagu yang mempunyai lirik tentang seorang guru. Itu dulu. Betapa nasib guru yang lugu dan lucu selau dikenang dalam lagunya Iwan Wals. Kunci untuk menjadikan pendidikan yang bermutu dan berkualitas adalah bagaimana menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Untuk itu perlu ditingkatkan kualitas dan martabat seorang guru. Guru yang profesional akan menghasilkan output yang baik, punya nilai. Mengapa? Karena tanpa guru yang berkualitas tidak mungkin kita mengharapkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dalam rangka meningkatkan kualitas guru dan martabat guru tidak terlepas dari pendidikan guru. Misalnya Perguruan Tinggi FKIP. FKIP merupakan pendidikan yang menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi guru. Pendidikan guru saat ini, yang akan datang harus memberi perhatian lebih untuk menjadikan lulusannya menjadi guru yang berkualitas. Pendidikan guru yang akan datang diharapkan dapat menunjukkan dirinya sebagai guru dengan kreativitas yang tinggi dalam menggelola pembelajaran, inovatif dalam bidangnya dan bidang lain. Selain itu, guru harus berani memilih dan mengambil keputusan yang paling baik bagi peserta didiknya.
Untuk menunjang kualitas guru yang berkualitas, perlu didukung dengan pelatihan dan pendidikan. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaku utama pendidikan agar mereka mampu melaksanakan tugas sebagai guru dan teladan bagi peserta didik sehingga guru dintuntut punya kompetensi kepribadian, pendagogis. Kemampuan guru dalam mengolah materi pelajaran menjadi sebuah menu yang siap ditawarkan untuk dinikmati oleh peserta didik.
Peran sekolah dalam rangka meningkatkan kegiatan pendidikan tidak terlepas dari kepala sekolah, dan petugas administrasi. Maksudnya menempatkan pentingnya organisasi dalam sebuah instansi dalam hal ini sekolah. Artinya memfokuskan segala upaya untuk meningkatkan kualitas manusia dalam konteks sekolah adalah guru, kepala sekolah. Pendidikan akan berhasil jika terdapat manusia-manusia berkualitas. Itulah sebabnya manajemen sekolah harus menempatkan prioritas utama dalam hal pengembangan sumber daya manusia. Hal ini hanya mungkin tercapai jika ada perbaikan pada isi atau program pendidikan, akses pada pendidikan lanjutan dan tidak kalah pentingnya adalah perbaikan kualitas guru.
Meningkatkan kualitas pendidikan dalam hal ini adalah guru dan staf admnistrasi sekolah sangat penting jika ingin meningkatkan kualitas pendidikan. Manajemen kualitas total juga mengasumsikan kemampuan guru bekerja sama dalam tim sebagai kunci utama untuk keberhasilan pendidikan. Dalam hal ini partisipasi dari semua warga masyarakat yang diwakili oleh komunitas lokal. Dengan demikian, ke depan pendidikan harus mampu menjawab kebutuhan komunitas yang ada. Selanjutnya guru dituntut menjadi guru yang profesional, seperti implikasi Undang-Undang Guru dan Dosen memberikan angin segar bagi peningkatan kualitas martabat guru di masa depan.

Penulis adalah Dosen FKIP Universitas Jambi

Puisi itu Ungkapan Jiwa

PUISI ITU UNGKAPAN JIWA
Tinjauan Psikologis Sosiologis Sastra
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd

“Sastra yang memiliki jiwa akan hidup. Dia bisa mengalir dalam tubuh, merasuk ke rasa. Urat nadi semakin menancap keras, kental imajinasinya” (Endraswara). Sastra adalah ungkapan jiwa. Jiwa itu indah. Benarkah jiwa bisa menghaluskan sastra? Atau berjiwa sastra? Banyak pendapat tentang sastra dan jiwa yang diungkapkan oleh para ahli. Lalu apa hubungan sastra dan ungkapan jiwa. Berjiwa sastra artinya jiwa yang penuh dengan keindahan. Jiwa selaras dengan psikologi seseorang.
Sastra dan ungkapan jiwa atau hasil sastra adalah ungkapan jiwa. Memaknai ungkapan jiwa merupakan proses penciptaan. Dalam sebuah konteks sastra ungkapan jiwa dipengaruhi oleh psikologi seorang penulis atau sastrawan. Proses yang dilakukan oleh penulis sastra merupakan ungkapan kebebasan individual yang kadang-kadang sakral. Sakralitas kejiwaan sastrawan satu dengan yang lain memang bisa berbeda. Perbedaan itu yang membuat menarik pembaca sastra. Artinya sastrawan atau penulis sastra dapat memberikan warna kehidupan batin tokoh. Hal ini dapat dijadikan sebagai acuan aspek mutu sastra. Ungkapan kejiwaan akan mengambarkan kemampuan sastrawan memoles watak tokoh yang benar-benar jitu dan sejalan dengan penalaran yang diinginkan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “jiwa” diartikan ruh manusia; roh yang ada di kehidupan batin manusia, kejiwaan, keseutuhnya yang terjadi dari perasaan batin, pikiran, angan-angan dan sebagainya. Sedangkan “psikologi” adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal dan perilaku ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa (2005:392). Siswanto dalam argumennya menyatakan bahwa kepribadian sastrawan adalah unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan dari setiap individu manusia. Unsur tersebut adalah pengetahuan, perasaan, dan dorongan naluri (2008:12). Setiap sastrawan mempunyai pengetahuan yang berbeda-beda karena realita dan kehidupan yang dijalini juga berbeda-beda. Pengetahuan merupakan unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Selain itu unsur pengetahuan sastrawan juga mempunyai perasaan. Melalui ungkapan jiwa inilah sastrawan juga mengungkapkan perasaannya. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai keadaan positif dan negatif. Perasaan dapat menimbulkan kehendak, yaitu keadaan untuk mendapatkan suatu kenikmatan.