PROPOSAL PENELITIAN
GAMBARAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN DAN SIKAP
LANSIA
TERHADAP SENAM LANJUT USIA DI PUSKESMAS
TALANGBAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2009
TERHADAP SENAM LANJUT USIA DI PUSKESMAS
TALANGBAKUNG KOTA JAMBI TAHUN 2009
Telah dipertahankan dihadapan tim penguji.
Jambi, Juli 2009
Penguji
Jambi, Juli 2009
Penguji
(Socha Elfrida, S.Pd, M.Kes)
Penguji H
(Ruwayda, SST, M.Kes)
Penguji III
(Haryono, S.Si)
Penguji H
(Ruwayda, SST, M.Kes)
Penguji III
(Haryono, S.Si)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang bedudul Gambaran Pendidikan,
Pengetahuan, dan Sikap Lansia Terhadap Senam Lanjut usia di Puskesmas Talang
Bakung Kota Jambi Tahun 2009.
Dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilimiah Penulis clapat mendapatkan bantuan, bimbingan, dorongan, dan
arahan dari berbagai pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
- Bapak Dr. H. Facilan Maalip, SKM, selaku ketua Yayasan Perkumpulan Baiturahhim Jambi.
- Bapak Ir. Zafrullah Zein, MS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kebidanan Baiturahhim Jambi.
- Bapak Dr. Firmanayah, SpOG, selaku Ketua Program Studi Dill Kebidanan Baiturahhim Jambi.
- Ibu Arifa Rahmi, selaku Sekretaris Dill Kebidanan Baiturahhim Jambi, yang selaku memberi masukan dan memperjuangankan kami menyusun proposal ini.
- Ibu Ruwayda, SST, M.Kes, selaku pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, dorongan, dan semangat sehingga penulis proposal ini clapat diselesaikan.
- Bapak Haryono, S,Si selaku pembimbing 11, yang telah memberikan saran dan sumbang pemikiran sehingga proposal ini dapat diselesaikan.
- Seluruh dosen beserta staf STIKBA Jambi Program Studi DIII Kebidanan yang telah memberikan ilmunya selama penulis berada di bangku kuliah.
- Orang tua dan keluarga besar atas segala perhatian dan pengorbanan untuk penulis berhasil menyelesaikan proposal.
- Rekan-rekan Angkatan I DIII Kebidanan Baiturahhim Jambi yang telah memberikan dukungan selalu bersama dalam suka maupun duku, sehingga proposal ini dapat selesai.
- Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan ini baik langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah masih banyak kekurangan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di mass yang akan
datang.
Jambi, Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................
KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakng ....................................................................................... 1
- Masalah Penelitian ................................................................................. 7
- Pertanyaan Penelitian ............................................................................ 7
- Tujuan Penelitian .................................................................................. 8
- Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
- Ruang Lingkup Penelitian........................................................................ 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
- Lanjut Usia............................................................................................. 10
- Pengetahuan........................................................................................... 16
- Pendidikan ............................................................................................ 18
- Sikap..................................................................................................... 18
- Olahraga (Senam Lansia) ....................................................................... 19
- Manfaat Senam Lanjut Usia ................................................................... 20
- Kerangka Teoritis................................................................................... 29
BAB III KERANGKA KONSEP
- Kerangka Konsep ................................................................................. 30
- Definisi Operasional .............................................................................. 31
BAB IV METODE PENELITIAN
- Desain Penelitian ................................................................................... 32
- Populasi dan Sampel.............................................................................. 32
- Pengukuran Variabel ............................................................................. 32
- Pengumpulan Data.................................................................................. 33
- Pengolahan Data.................................................................................... 33
- Teknik Analisa Data............................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
Kuesioner
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pembangunan
Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat. Pembangunan manusia seutuhnya yang bermula
sejak saat pembuahan dan berlangsung sepanjang masa hidupnya meliputi aspek tidak,
mental, sosial dan tidak dapat dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga
dimana dia dibesarkan (Departemen Kesehatan R1, 2005:1)
Pembangunan
Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum sebagai yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa. Indonesia
secara terpadu dan saling mendukung guns menjamin derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Peningkatan
kesadaran berbagai pihak pada kesehatan pada usia lanjut sangat dibutuhkan. Hal
ini sangat penting dikarenakan orang lanjut usia memiliki permasalahan khusus
terkait dengan kesehatannya. Dengan mengenyampingkan kebutuhan-kebutuhan khusus
tersebut, maka akan mengurangi kesejahteraan orang lanjut usia dan meningkatkan
biaya kesehatan bagi perorangan, keluarga dan masyarakat. Meskipun pusat
kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia telah melakukan peningkatkan dalam
hal kebijakan pelayanan kesehatan bagi para lanjut usia, pada kenyataannya
belum berjalan secara maksimal karena kurangnya pengetahuan atau minimnya
pendidikan para lanjut usia.
Maka dari
itu, pemerintah harus meningkatkan pelayanan kesehatan berkenaan dengan para
lanjut usia. Hal ini sesuai dengan Petunjuk Nasional bagi orang lanjut usia dan
Kebijakan Nasional Departemen Kesehatan dalam rangka pelayanan kesehatan orang
lanjut usia. Pelayanan kesehatan pada para lanjut usia merupakan tujuan
pembangunan nasional. Kegiatan ini dimulai dari kesehatan keluarga, sebagai
salah satu unsur dasar kesejahteraan keluarga akan memperkuat ketahanan
keluarga yang selanjutnya memperkokoh Ketahanan Nasional.
Orang
lanjut usia yang mengabaikan kesehatannya akan mudah terjangkit penyakit yang
umumnya menyerang lanjut usia. Penyakit ini dapat dicegah jika para lanjut usia
menjaga kesehatan dan berusaha menjalani hidup sebaik mungkin. Dalam
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia diamanatkan bahwa kesehatan merupakan
salah satu aspek dari Hak Asasi Manusia, yaitu sebagaimana yang tercantum dalam
Pasal 28 H ayat (1) : "setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat,
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan".
Sebagai
pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah masyarakat,
Pemerintah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota), badan legeslatif serta Badan
Yudikatif. Dengan demikian dalam lingkungan pemerintah baik Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah harus saling bahu membahu secara sinergis melaksanakan
pembangunan kesehatan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan dalam upaya
bersama-sama mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Provinsi
Jambi adalah provinsi yang sinergis dalam pembangunan kesehatan. Pendidikan
masyarakat yang relatif tinggi dan akses informasi tentang segala hal termasuk
informasi kesehatan, serta kesadaran hukum yang tinggi, menyebabkan semakin
bervariasi dan tinggi tuntutan kebutuhan kesehatan. Hal ini akan membawa dampak
luas dalam pelayanan kesehatan termasuk kesiapan informasi untuk mendesain dan
menilai pelayanan kesehatan yang tepat.
Penduduk
Provinsi Jambi tahun 2007 berdasarkan data BPS adalah 2.742.200 jiwa terdiri
dari laki-laki 1.397.800 (50,97%) jiwa dan perempuan 1.343.500 (48,99%) jiwa.
Jumlah penduduk yang berusia 60-64 berjumlah 54.000 jiwa, dengan rincian 28.900
(53,51%) jiwa laki-laki dan 25.100 (46,48%) jiwa perempuan. Penduduk berusia
65-69 berjumlah 39.000 jiwa, dengan rincian 19.900 (48,71%) jiwa (laki-laki)
dan 19.100 (48,97%) jiwa perempuan. Sementara itu, usia 70-74 berjumlah 27.900
jiwa dengan rincian 13.900 (49,82%) jiwa laki-laki atau dan 14.000 (50,17%)
jiwa perempuan sedangkan berusia diatas 75 tahun berjumlah 25.000 dengan
rincian 11.900 (47,6%) jiwa laki-laki, dan 13.100 (52,4%) jiwa perempuan.
Berdasarkan sumber data dari Buku Jambi dalam Angka Tahun 2007 bahwa jumlah
penduduk menurut jenis kelamin, kelompok umur, rasio beban tanggungan kota
Jambi adalah 458.308 jiwa, dengan rincian 234.775 (48,37%) jiwa laki-laki , dan
223.533 (48,77%) jiwa perempuan.
Berdasarkan
data dari subdin PMPK Dinkes Kota Jambi Tahun 20009 diperoleh data bahwa kota
Jambi memiliki sebanyak 20 Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). Perhatikan
tabel berikut ini.
Tabel Data Kunjungan Di
Puskesmas Kota Jambi
Bulan Desember 2008 s.d
April 2009
No
|
Nama Puskesmas
|
Jumlah Kunjungan
|
Kategori Umur
|
Keterangan
|
|||
Baru
|
Lama
|
45 - 59
|
60 - 69
|
> 70
|
|||
1
|
Puskesmas Putri Ayu
|
2010
|
1069
|
1845
|
793
|
441
|
|
2
|
Aur Duri
|
732
|
963
|
871
|
563
|
322
|
|
3
|
Simpang Sipin
|
684
|
1033
|
1033
|
676
|
399
|
|
4
|
Tanjung Pinang
|
283
|
607
|
478
|
319
|
123
|
|
5
|
Talang Banjar
|
597
|
2253
|
1786
|
651
|
431
|
|
6
|
Payo Selincah
|
1012
|
1473
|
1634
|
532
|
319
|
|
7
|
Pakuan Baru
|
2144
|
2708
|
2718
|
1271
|
749
|
|
8
|
Talang Bakung
|
1056
|
4310
|
3317
|
1398
|
655
|
|
9
|
Kebun Kopi
|
184
|
647
|
439
|
264
|
171
|
|
10
|
Paal Merah I
|
213
|
927
|
690
|
323
|
266
|
|
11
|
Paal Merah II
|
401
|
939
|
799
|
383
|
181
|
|
12
|
Olak Kemang
|
933
|
1579
|
1310
|
841
|
4373
|
|
13
|
Tahtul Yaman
|
617
|
2254
|
1769
|
690
|
307
|
|
14
|
Koni
|
473
|
2333
|
1204
|
1067
|
666
|
|
15
|
Paal V
|
452
|
1541
|
62
|
833
|
545
|
|
16
|
Paal X
|
1345
|
2471
|
2088
|
948
|
625
|
|
17
|
Kenali Besar
|
711
|
2661
|
2005
|
843
|
504
|
|
18
|
Rawasari
|
2377
|
3566
|
3610
|
1243
|
906
|
|
19
|
Simpang Kawat
|
417
|
1118
|
763
|
531
|
241
|
|
20
|
Kebun Handil
|
1582
|
2688
|
2873
|
1144
|
548
|
Data terbesar pelayanan kesehatan terhadap
penduduk lanjut usia terdapat di Puskesmas Talang Bakung pada bulan Desember
2008 sampai dengan Juli 2009 sebanyak 299 lanjut usia dengan kategori sebagai
berikut; (1) jumlah kunjungan baru tahun 2008 sebanyak 2.144 orang, (2) jumlah
kunjungan lama sebanyak 2.708 orang, (3) berdasarkan umur; 45-49 sebanyak 2.718
orang, umur 60-69 sebanyak 1.271 orang, dan umur >70 sebanyak 749 orang, (4)
gangguan mental emosional sebanyak 102 orang, (5) kasus konseling sebanyak
2.337 kasus, (6) penyuluhan 4.752, (7) pelayanan pengobatan 4.286, dan
pelayanan pengobatan yang dirujuk 456.
Masalah
umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan kesehatan fisik, yaitu
rentannya berbagai penyakit, karena berkurangnya daya tahan tubuh dalam
menghadapi pengaruh dari luar, selanjutnya perubahan fisik gangguan kesehatan pada
lanjut usia adalah kepikunan, hipertensi, jantung, ginjal, gangguan nyeri dan
osteoporosdia, dan gangguan prostate (Suwarsa, 2006:3-75).
Dalam
Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2007 ditemukan bahwa lanjut usia
menderita berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketuaan, antara lain
diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, rematik, dan asma sehingga
menyebabkan aktivitas terganggu (Profit Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2007).
Penurunan fisik lanjut usia berpengaruh pada kondisi psikis. Dengan berubahnya
penampilan, menurunnya fungsi pancaindera, menyebabkan para lanjut usia merasa
rendah diri, dan merasa tidak berguna lagi.
Untuk
mengatasi masalah pada lanjut usia, salah satunya adalah dengan olah raga
senam. Meski pada umumnya olahraga baik untuk kesehatan, tetapi mungkin ada
beberapa bentuk olahraga yang tidak cocok dengan penyakit yang diderita para lanjut
usia. Olahraga yang dapat dilakukan oleh para Lanjut usia diantaranya, jalan
kaki, naik sepeda, dan senam Lanjut usia (Lansia). Senam Lanjut usia sangat
baik untuk kesehatan jantung dan pare-para. Bahkan otot-otot juga akan terlatih
secara teratur (Sukendro, 2009, Jambi
Independent).
Mengingat fisik
pada usia lanjut berbeda pada saat usia muda, maka saat ini sudah diciptakan
senam khusus untuk lanjut usia. Senam lanjut usia sudah ada standar gerakannya
dan sudah diakui dan aman dilakukan. Senam lanjut usia, gerakannya tidak high impact tapi bersifat low impact. Jika menggunakan musik tidak
menghentak, namun lambat dan mendayu. Gerakan anggota tubuh juga cenderung
untuk anggota tubuh bagian atas karena biasanya pada orang lanjut usia, telah
tedadi penurunan fungsi pada jantung dan paru-paru.
Kurangnya
pengetahuan dan minimnya pendidikan para lanjut usia di Puskesmas Talang Bakung
Kota Jambi merupakan kendala bagi Puskesmas untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan pada lanjut usia. Minimnya pengetahuan dan pendidikan akan
mempengaruhi sikap para lanjut usia, terutama dalam mengatasi masalah lanjut
usia. Berdasarkan survei atau data awal, bahwa pengetahuan lanjut usia tentang
manfaat senam di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi masih minim.
Maka dari
itu, para lanjut usia di kota Jambi umumnya dan khususnya di Puskesmas Pakuan
Baru perlu dibekali dengan pengetahuan tentang lanjut usia dan manfaat senam
bagi lanjut usia. Sehingga dengan langkah ini, para Lanjut usia di Puskesmas
Talang Bakung dapat memahami pentingnya senam lanjut usia dan mau melakukan
senam lanjut usia, agar para lanjut usia tetap mampu mempertahankan
kesehatannya dengan baik.
Bertolak
dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada bagian terdahulu, penulis
tertarik untuk meneliti Gambaran Pendidikan, Pengetahuan, dan Sikap Lansia
Terhadap Senam Lanjut usia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2009.
B.
Masalah Penelitian
Berdasarkan
latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
"Bagaimana Gambaran Pengetahuan, Pendidikan dan Sikap Terhadap Manfaat
Senam Lanjut Usia di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2009?"
C.
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan
permasalahan-permasalahan lanjut usia tersebut, maka pertanyaan penelitian yang
diajukan adalah:
- Bagaimana gambaran tingkat pendidikan lanjut usia di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Tahun 2009?
- Bagaimanakah gambaran pengetahuan, tentang manfaat senam lanjut usia di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi tahun 2009?
- Bagaimana gambaran sikap lansia terhadap senam lansia yang dimiliki oleh lanjut usia di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi ?
- Bagaimana gambaran lanjut usia di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi ?
- Bagaimana gambaran pengetahuan tentang manfaat senam lanjut usia ?
- Bagaimana pendidikan dan sikap lanjut usia di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi ?
D.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini
adalah:
- Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran
pendidikan, pengetahuan, dan sikap lansia yang mengikuti senam lansia di Puskesmas
Talang Bakung Kota Jambi tahn 2009.
- Tujuan Khusus
a. Diperolehnya gambaran pendidikan lanjut
usia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi tahun 2009.
b. Diperolehnya gambaran pengetahuan lanjut
usia tentang manfaat senam lansia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi tahun
2009.
c. Diperolehnya gambaran sikap lanjut usia
terhadap manfaat senam lansia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi tahun 2009.
E.
Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari
penelitian adalah:
- Bagi Dinas Kesehatan Kota Jambi
a. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada
lanjut usia secara komprehensif di Kota Jambi.
b. Untuk melengkapi kebutuhan pelayanan
kesehatan khususnya senam lanjut usia
c. Untuk memberikan data dan informasi dalam
rangka peningkatan kesehatan masyarakat melalui kegiatan pembinaan dan
pemeliharaan kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya bagi lanjut usia
khususnya senam
- Bagi Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan bahan masukan dalam rangka meningkatkan lanjut usia tentang senam
- Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman penulis mengenai pengetahuan Lanjut usia dan senam Lanjut usia di
Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi.
F.
Ruang Lingkup Penelitian
Lingkup
materi dalam penelitian ini adalah gambaran pengetahuan, pendidikan, dan sikap
Lanjut usia terhadap senam lanjut usia di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi
Tahun 2009. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah pengetahuan lanjut usia
tentang manfaat senam, pendidikan formal atau non formal yang pernah iikuti
oleh lanjut usia, dan sikap lanjut usia terhadap senam lanjut usia.
Untuk
mendapatkan data secara lengkap dalam penelitian ini, peneliti melibatkan
responden lanjut usia yang berkunjung ke Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi pada
bulan Juli tahun 2009 sebanyak 61 Responder. Dalam penelitian ini menggunakan
data primer hasil wawancara yaitu menggunakan kuesioner, bertempat di Puskesmas
Talang Bakung Kota Jambi, dimulai pada bulan Juli 2009.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Lanjut Usia
Tinjauan
Lanjut usia akan dikaji tentang pengertian lanjut usia, karakteristik lanjut
usia, menopause dan penuaan, teori penuaan, serta masalah kesehatan lanjut
usia, dan kebutuhan-kebutuhan hidup lanjut usia.
- Pengertian Lanjut Usia
Di dalam
kehidupan bangsa, lanjut usia merupakan sumber daya bernilai karena
pengetahuan, pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki, yang sebenarnya
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu kehidupan keluarga dan masyarakat.
Lanjut usia merupakan salah satu kelompok rawan dalam keluarga, dan lanjut usia
memerlukan perhatian khusus sesuai dengan keberadaannya (Depkes RI, 2006:1).
Lanjut usia
merupakan proses alami yang terjadi pada setiap individu yang tidak dapat
dihindari dan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi organ tubuh (Depkes RI,
2004:1). Proses penuaan pada lanjut usia diikuti dengan kemunduran baik fisik-biologik,
mental maupun sosial ekonomi. Hal ini akan mengakibatkan permasalahan pada pada
lanjut usia. Penyakit degeneratif yang sering menyertai usia lanjut bersifat
menahun dan berbagai kelainan serta komplikasi sehingga dalam penangganannya
memerlukan waktu lama dan membutuhkan biaya cukup besar (Depkes RI, 2004:1).
Menurut
dokumen Pelembagaan Lanjut Usia Dalam Kehidupan Bangsa yang diterbitkan oleh
Departemen Sosial dalam rangka pencanangan Hari Lanjut Usia Nasional tanggal 29
Mei 1996 oleh Presiden RI, batas umur lanjut usia adalah 60 tahun atau lebih
(Depkes RI, 2005:4). Seseorang digolongkan ke kelompok lanjut usia berpedoman pada
usia kalendernya, dan lazimnya bila dia menginjak usia 50-60 tahun. Namun usia
kelender tidak selalu dihayati secara sama oleh semua orang. Seseorang merasa
dirinya tua tergantung berbagai keadaan, kesehatan tubuh/jiwanya maupun cara
orang lain memperlakukan serta norma sosial budaya terhadap proses menjadi tua.
Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa usia mental dan penghayatan subyektif
mengenai diri sendiri lebih menentukan. Lanjut usia digolongkan menjadi tiga
yaitu: (a) Golongan orang lanjut usia yang masih dapat mengurus dan memelihara
diri serta rumah tangganya dalam kehidupan sehari-hari, (b) Golongan orang
lanjut usia yang keadaan fisik, mental, rohaninya tidak sepenuhnya lagi sehat,
(c) Golongan orang lanjut usia yang sakit dan tidak dapat meninggalkan rumah
atau tempat tidurnya (http-Hsubhankadir.wordpress.com Achir, 2007).
Dengan
demikian, berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1965 dapat dismpulkan bahwa
lanjut usia adalah Seseorang yang berumur 65 tahun ke atas. Lanjut usia
merupakan batas akhr dari proses penuaan. Menurut Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional ada tiga aspek yang perlu dipertimbangkan dalam mendefinsikan
batasan penduduk lanjut usia, yaitu aspek biologi, ekonomi, dan sosial (1998)
(http://subhankadir.wordpress.com Lesmana. 2006).
Secara
biologis lanjut usia adalah seseorang yang mengalami proses penuaan secara terus
menerus, yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu semakin
rentannya terhadap serangan penyakit yang menyebabkan kematian. Secara ekonomi
penduduk dipandang sebagai beban daripada sumber daya. Dengan demikian,
kehidupan masa tua tidak lagi memberikan banyak manfaat, bahkan ada anggapan
masa tua dipersepsikan negatif sebagai beban keluarga. Dari aspek sosial,
lanjut usia merupakan suatu kelompok sosial sendiri. Akan tetapi di Indonesia
lanjut usia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh kaum
muda (Suara Pembaharuan, 14 Maret 1997).
Kantor
Koordinasi Bidang Kesejahteraan Rakyat (1994) mendeskripsikan bahwa
permasalahan yang banyak dialami oleh lanjut usia di Indonesia adalah;
menurunnya kondisi kesehatan, mundurnya kemampuan fisik, menurunnya kondisi mental,
belum berfungsinya potensi yang dimiliki, banyak yang hidup terlantar, tidak
ada pekerjaan, tanpa bekal hidup serta kondisi penopang yang belum memuaskan
(Depkes RI, 2005:23).
- Karakteristik Lanjut Usia
Merujuk
kembali hasil ASEAN Teaching Seminar on
Psychogeriatric Problem, maka persoalan dan keluhan pada lanjut usia
meliputi tiga area, yaitu:
- Organo-biologik, misalnya: dementia, gangguan fungsi afektif, sulit tidur, diabetesmelitus, hipertensi, dan lain-lain.
- Psiko-edukatif seperti perasan kesepian, kehilangan, ditolak dan tidak disenangi sanak keluarga, adaptdis, dan lain-lain.
- Sosio-ekonomi dan budaya misalnya: kesulitan keuangan, kesultian mendapatkan pekerjaan, tidak punya rumah, tidak menetap, dan lain sebagainya.
Dari
literatur dapat pula diketahui berbagai karakteristik usia tua seperti
menurunnya kecekatan tubuh, konsentrasi, daya ingat dan berbagai fungsi psiko-motorik
lain. Pada mulanya, sebelum penuaan menjadi sangat nyata dari segi penampilan
tubuh, orang cenderung untuk mengingkari bahwa dirinya telah menjadi tua
(http://subhankadir.wordpress.com Achir, 2007).
Proses
menua bukan merupakan penyakit, melainkan suatu masa atau tahap hidup manusia,
yaitu bayi, anak-anak, dewasa, tua, dan lanjut usia. Akan tetapi proses menua
dapat menyebabkan berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan
dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada
berbagai penyakit yang sering menghinggapi lanjut usia. Proses penuaan
berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang
selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan biokemis pada jaringan
tubuh dan akhimya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara
keseluruhan.
a. Usia, biologis yaitu jangka waktu
seseorang sejak lahir berada dalam keadan hidup, tidak mati.
b. Usia psikologis: yaitu kemampuan seseorang
untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya.
c. Usia sosial: yaitu peran yang diharapkan
atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya. Ketiga
hal tersebut sering mempengaruhi dan prosesnya saling berkaitan (Depkes RI,
2005:1).
Proses menua
sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa. Misalnya dengan
terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan, saraf, dan jaringan lain
sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit
(http://subhankadir.wordpress.com/2007/08/20/9/). Proses penuaan ditandai oleh
kemunduran-kemunduran biologis, dan kemunduran kemampuan-kemampuan kognitif.
Kemunduran-kemunduran
biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara lain: a)
kulit mulai mengendur dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang
menetap, b) rambut mulai beruban dan mulai putih, c) gigi mulai ompong, d)
penglihatan dan pendengaran mulai berkurang, e) mudah lelah, e) gerakan menjadi
lamban dan kurang lincah, f) kerampingan tubuh mulai menghilang, disana-sini terjadi
timbunan lemak terutama dibagian perut dan pinggul (Depkes RI, 2005:2).
Kemunduran
kemampuan-kemampuan kongnitif antara lain sebagai berikut: a) suka lupa,
ingatan tidak berfungsi dengan baik, b) ingatan hal-hal dimasa muda lebih baik
daripada hal-hal yang baru terjadi; yang pertama dilupakan adalah nama-nama, c)
orientasi umum dan persepsi terhadap waktu dan ruang/tempat juga mundur, erat
hubungannya dengan daya ingat yang sudah mundur dan juga karena pandangan
biasanya sudah menyempit, d) meskipun telah mempunyai banyak pengalaman, skor
yang dicapai dalam test-test intelgensi menjadi lebih rendah, e) tidak mudah
menerima hal-hal atau ide-ide baru (Depkes R1, 2005:2).
Perubahan
yang terjadi akibat proses menua adalah perubahan fisik dan perubahan psikologis.
Perubahan fisik antar lain: rambut beruban dan mulai rontok, banyak gigi yang
ompong, kulit mulai mengendur, kulit wajah keriput. Sedangkan perubahan
psikologis diantaranya adalah pola tidur terganggu, irama tidur berubah, sulit
tidur, sering lupa, merasa kurang mendapat perhatian (Depkes RI, 2004:2).
- Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia
Perbaikan
kwalitas hidup dan pelayanan kesehatan secara umum berdampak pada peningkatan
umur harapan hidup dan jumlah lanjut usia. Di Indonesia kesehatan dan
kesejahteraan para lanjut usia diatur dalam Undang-Undang. Kesejateraan lanjut
usia di Indonesia telah tercantum dalam UndangUndang Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3796 yang diimplementasikan secara
terfragmentasi oleh berbagai departemen atau intitusi terkait. Perlindungan
kesehatan bagi lanjut usia telah tertuang pada UUD 1945 Amandemen, Pasal 28 H
dan 34 ayat 2 menyatakan bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi
seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai
martabat kemanusiaan, serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2000 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Depkes RI, 2005:22).
- Perlindungan Kesehatan Bagi Lanjut Usia
Untuk
meghasilkan penduduk lanjut usia yang sehat memerlukan kerjasama yang baik
antara keluarga, masyarakat, pemerintah dan kelompok pemerhati kesejahteraan
lanjut usia, serta profesi dibidang kesehatan. Sebagaimana Jaminan kesehatan
yang tercantum pada Sistem Jaminan Sosial Nasional, perlindungan bagi lanjut
usia dilaksanakan secara komprehensif dan berkesinambungan.
Pelayanan
lanjut usia dengan penyakit kronik dan denegeratif, dalam penyusunan benefit package bagi lanjut usia perlu
pelayanan home care, longterm care, serta pemberian alai
bantu. Pelayanan kesehatan di tingkat primer difokuskan pada tindakan promotif
dan preventif serta pengobatan esensial, dimana dokter umum, dokter keluarga
dan puskesmas diharapkan memiliki kompetensi dasar dibidang gerontology
bertindak sebagai "gate keeper"
(Depkes RI, 2005:24-25).
B.
Pengetahuan
Pengetahuan
(Know Ledge) merupakan hasil
pemikiran atau pengukuran setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap
suatu objek tertentu, penginderaan tersebut dilakukan dengan menggunakan panca
indra manusia. Pengetahuan merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Noto Admodjo, 1997:94-95). Beberapa tingkatan
pengetahuan diantaranya adalah:
- Tahu (Know)
Tahu atau know diartikan sebagai suatu materi yang sudah dipelajari sebelumnya
dengan kata lain tingkatan ini merupakan tingkatan pengetahuan yang paling
rendah.
- Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai
suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar
- Aplikasi (Application)
Aplikasi atau application diartikan
sebagai kemampuan menggunakn materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisii real atau sebenarnya.
- Analisis
Analisis adalah suatu
kemampuan untuk menggambarkan materi atau objek kejadian kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organdisasi tersebut dan masih
ada kaitannya satu sama lain.
- Sintesis
Sintesis menunjukkan kepada
kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
- Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan
kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian terhadap kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada.
C.
Pendidikan
Pendidikan
(educare) merupakan proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991:232). Dalam Dictionary of Psychology
(1972) pendidikan diartikan "the
institutional proceures which are employed in accompldiahing the development or
knowledge, habits, attiudes, ect. Usually the term dia applied to formal
institutional. " Jadi, pendidikan berarti suatu tahapan kegiatan yang
bersifat kelembagaan (seperti sekolah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan
perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan
sebagainya.
Menurut
Poerbakawatja dan Harahap 1981 (dalam Muhibbin Syah, 1999: 11) pendidikan
adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya
menigkatkan kedewasaan yang diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril
dari segala perbuatannya.
D.
Sikap
Setiap
manusia yang normal memiliki sikap atau perilaku yang baik. Sikap atau reaksi
yang masih tertutup dengan seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tidak
dapat dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan, atau dengan konotasi adanya
kesesuaian dengan stimulus (Notoadmojo, 2003:130).
Setiap
manusia mempunyai tingkatan sikap, hal ini dikemukakan oleh Notoadmojo,
2003:132, sebagai berikut:
1. Menerima, yaitu bahwa orang (subjek) mau
dan memperhatikan stimulus yang diberikan atau disebut dengan objek.
2. Merespons, yaitu memberikan jawaban.
Adanya komunikasi yang terarah. Atau dengan kata lain memberikan jawaban
apabila mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu
indikasi dari sikap (karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan).
Dengan demikian berarti orang tersebut menerima ide.
3. Menghargai, yaitu merupakan sikap yang
terhormat. Menghargai orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan suatu
masalah.
4. Bertanggung jawab.
Bertanggungjawab atas segala
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling
tinggi. Sehinga pengukuran, sikap akan dilakukan secara langsung, dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana pendapat atau pertanyaan merespon suatu objek direspon
dengan baik dan benar.
E.
Olahraga (Aktivitas Senam)
Menurut
Muhajir (2003:143) senam merupakan bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematik
dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai
tujuan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa senam
mempunyai sistematika tersendiri serta mempunyai tujuan yang hendak dicapai,
seperti daya tahan, kekuatan, kelentukan, koordinasi, atau bisa juga diperluas
untuk membentuk prestasi, membentuk tubuh yang ideal, dan memelihara kesehatan
terutama pada kalangan lanjut usia.
Olahraga
senam merupakan olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran
jasmani yang dilakukan dengan baik dan benar, teratur, serta terukur. Kebugaran
jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
kelelahan fisik dan mental yang berlebihan (Depkes RI, 2005:51).
Meski pada
umumnya olahraga baik untuk kesehatan, tetapi mungkin ada beberapa bentuk
olahraga yang tidak cocok dengan penyakit yang diderita orang lanjut usia
Mengenai olahraga yang dipilih, sebenarnya cukup banyak, seperti jalan kaki,
naik sepeda, senam. Kesemua olahraga ini baik untuk kesehatan jantung dan
paru-paru. Bahkan otot-otot juga akan terlatih secara teratur.
Senam atau
olahraga senam merupakan sebagian kegiatan dari kehidupan manusia yang
memerlukan adaptasi fisiologi dan tubuh perlu menyesuaikan diri terhadap
keseimbangan baru akibat perubahan tersebut. Setiap orang mempunyai kapasitas
yang berbeda dalam melakukan olahraga atau senam, sehingga untuk melakukan
senam perlu diketahui latihan sesuai dengan kondisinya, terutama pada lanjut usia
dengan keluhan atau kelainan fisik yang ddisebabkan oleh proses degeneratif,
dan penyakit.
Senam
lanjut usia mempunyai berbagai manfaat, diantaranya adalah:
a. Aspek Fisiologis
1. Meningkatkan daya tahan jantung, paru dan
pembuluh darah
2. Meningkatkan daya tahan dan kekuatan otot
3. Meningkatkan kepadatan tulang
4. Meningkatkan fleksibelitas
5. Meningkatkan daya tahan tubuh
6. Mengurangi resiko terjadinya penyakit
b. Aspek Psikologis
1. Memberi perasaan santai
2. Meningkatkan percaya diri
3. Membangun sportivitas
4. Memupuk tanggung jawab
5. Mengurangi stres
c. Aspek Sosial
1. Pemberdayaan usia lanjut
2. Peningkatkan integritas sosial dan kultur
3. Memupuk kesetiakawanan sosial
4. Kegiatan antar generasi
F.
Manfaat Senam Lanjut Usia Menurut Jan
Clark
- Gerakan Ayunan Kaki dapat Meningkatkan Fleksibelitas, dan Sirkulasi Darah
a. Berlututlah sambil meletakan kedua tangan
di lantai. Anda bisa melakukan gerakan ini dengan atau tanpa beban pada tangan.
Jika anda memilih untuk menggunakan beban letakan satu beban pada
lekukan-lekukan lutut kanan anda. Angkat sedikit kaki bagian bawah anda untuk
menjaga letak beban.
b. Angkat lutut yang ditekuk hingga sejajar
dengan tulang belakang dan telapak kaki kanan mengarah ke langit-langit.
c. Ayunkan kaki tersebut ke bawah sehingga
lutut anda berada di bawah dada kembalilah ke posisi semula dan turunkan kaki
ke bawah. Ulangi gerakan ini beberapa kali.
- Merangkak dapat Memberikan Tumpuan Pada Lengan dan Tangan
a. Berlututlah sambil meletakan kedua tangan
di lantai. Patahan punggung anda tetap turun.
b. Sambil menjaga lutut dan kaki tetap diam,
perlahan-lahan jalarkan tangan ke depan sehingga lengan anda menumpang
sebagaian besar berat badan anda. Pastikan tulang belakang anda tetap lurus.
c. Sekarang jalarkan tangan anda ke samping.
Gerakan ini dapat meningkatkan kekuatan tulang lengan anda setelah itu. Jalanan
tangan anda ke posisi semula hingga anda kembali berlutut seimbang dengan kedua
tangan di lantai. Ulangai gerakan beberapa kali berdiri. Cara berdiri yang baik
adalah sebagai berikut:
1. berdirilah dengan kedua kaki anda terbuka
dan sejajar dengan pinggang
2. pastikan kedua kaki anda mengarah ke depan
3. kaki anda harus lurus tetapi sendi lutut
tidak terkunci
4. biarkan kedua tangan jatuh secara alami dikedua
sisi tubuh anda tepat di samping pinggang
5. rasakan berat badan anda bertumpu di
tengah tiap kaki
6. jangan bersandar ke belakang dan
membiarkan berat badan anda tertumpu pada tumit atau menaruh berat badan anda pada
ujung kaki
- Perengangan Otot Hemstring.- Latihan ini dapat Merenggangkan dan Tungkai
a. Letakan pantat anda di tepi meja atau pada
sandaran tangan sehingga cukup untuk menopang panggul. Letakan tumit salah satu
kaki di atas bangku pendek dihadapan anda. Pastikan letak bangku tersebut cukup
dekat sehingga anda tidak harus meregangkan kaki untuk mencapai putar kaki ke
arah luar untuk meregangkan pantat dan otot hamatring anda.
b. Selanjutnya putar kaki ke arah dalam untuk
meregangkan, bagian dalam otot hamstring anda.
- Peregangan Bahu dapat Meregangkan Otot-Otot pada Bahu
a. Berlututlah di lantai dan letakan sebuah
bantal diantara lutut dan betis. Reams bantal dengan kaki dan satukan ke dua
tangan di belakang tubuh anda sejajar dengan pantat. Tarik napas angkat dasar
panggul, dan tarik otot perut anda
b. Buang napas, bahu ke belakang dan rapatan
tulang belikat anda
c. Regangkan tangan anda menjauhi pantat. Tahan
posisi ini selama 3 tarikan napas
- Peregangan Leher dapat Meregangkan Leher dan Memberikan Relaksasi
a. Duduklah pada tepi kursi atau tempat
tidur. Tundukan dagu anda kearah dada. Biarkan tubuh anda meleleh seperti es
balok mulai dari otot dada dan otot perut. Sambil membiarkan tulang belakang
anda sejauh ke depan tahan posisi ini selama 10.30 napas panjang perlahan.
b. Jatuhkan telinga kanan anda ke arah bahu
kanan sejauh mungkin tahan. Tahan selama 10.30 napas panjang perlahan.
c. Sekarang jatuhkan telinga kiri anda ke
arah bahu kiri sejauh mungkin. Tahan selama 10.30 napas panjang perlahan.
- Peregangan Kucing dapat Memperkuat Sambungan Tulang Belakang
a. Mulailah dengan berlutut dengan kedua kaki
di atas lantai pastikan ke dua tangan anda sejajar dengan bahu dan pinggul
tepat di atas lutut. Pastikan punggung anda rata dan kepala serta leher segaris
dengan panggung dan pararalel dengan lantai. Tarik napas Sambil merasakan napas
masuk di antara tulang belikat anda. Tarik dasar panggul anda ke atas dan otot
perut anda ke dalam.
b. Sambil membuang napas lekukan tulang, ekor
ke bawah tubuh, dorong ke arah tangan dan angkat tulang dada anda, tundukkan
dagu dan kepala anda buang napas dan turunkan anda kembali ke posisi semula
(langkah I) dengan memberikan urutan-urutan gerakan kembalikan kepala anda ke
posdiai semula, sejajar dengan lantai diikuti oleh dagu dan akhir tulang ekor.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI
A.
Kerangka Konsep
Berdasarkan
kerangka konsep, penelitian ini mengacu pada kerangka teori Lawrence Green
(1980) dalam Notoadmodjo (1996: 164) yaitu faktor prediposisi (pelayanan,
sikap, motivasi) faktor pendukung (tersedianya sarana dan prasarana kesehatan),
faktor pendorong (keluarga, teman, masyarakat, petugas kesehatan, bidan atau
perawat)
Kerangka
konsep dalam penelitian ini menggunakan variabel bebas, yaitu para lanjut usia
di Puskesmas Talang Bakung dan variabel terikat yaitu pasien atau para lanjut
usia di Puskesmas Talang Bakung Jambi.
Bagan 3.1
Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Pengetahuan,
Pendidikan dan Sikap
Lanjut Usia Terhadap Manfaat Senam Lansia
Di Puskesmas Talang Bakung Kota Jambi Tahun 2009
Keterangan:
( ) =
Tidak diteliti
B.
Definisi Operasional
No
|
Variabel
|
Definisi Operasional
|
Cara/Alat/ Hasil Ukur
|
1
|
Lanjut Usia
|
Lanjut usia menrupakan proses alami yang terjadi pada setiap individu dan
tidak dapat dihindari dan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi organ
tubuh.
|
Kategori umur:
50 - 59
60 – 69
> 70
|
2
|
Senam Lansia
|
Senam merupakan suatu kegiatan manusia yang memerlukan adaptasi fisiologi
dan tubuh perlu menyesuaikan diri dengan kondisi tubuh dengan tujuan untuk
mengetahui manfaat senam meningkatkan kesehatan secara alami
|
Cara : Wawancara
Alat : Kuesioner
Skala: Ordinal
Hasil Ukur:
0 = Tidak sama sekali
1 = Tidak pernah
2 = Pernah
|
3
|
Pendidikan
|
Jenjang pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh responden
berdasarkan ijazah
|
Cara : Wawancara
Alat : Kuesioner
Skala: Ordinal
Hasil Ukur:
0 = Tidak sekolah
1 = SD/MI
2 = SMP/MTs
3 = SMA/SMK
4 = P
|
4
|
Pengetahuan
|
Segala yang diketahui oleh responden berkenaan dengan senam lanjut usia
sampai tingkat pemahaman, manfaat senam, dampak jika tidak mengikuti senam
lanjut usia
|
Cara : Wawancara
Alat : Kuesioner
Skala: Ordinal
Hasil Ukur:
0 = Rendah
1 = Sedang (50%)
2 = Tinggi (> 50%)
|
5
|
Sikap
|
Pernyataan persetujuan responden terhadap senam lanjut usia
|
Cara : Wawancara
Alat : Kuesioner
Skala: Ordinal
Hasil Ukur:
0 = Negatif <median
1 = Positif > mean
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar