Cafebahasa hadir sebagai sarana edukasi, pembelajaran, komunikasi serta sebagai media informasi bahasa, sastra, seni, opini-artikel, dan hasil mahakarya (proses kreatif). Kirimkan partisipasi Anda melalui email bbg_cla@yahoo.com

Jumat, 02 Desember 2011

Mau buat Film Pendek?

 Proses Pembuatan Film Pendek
Oleh: Bambang Setiawan




Ternyata membuat film pendek itu gampang? Dengan peralatan sederhana inilah Crew TVM (Televisi Visual Mandiri) Jambi membuat film pendek durasi 28 menit di Tanjung Jabung Timur. Peralatan yang digunakan hanya menggunakan Kamera MD 10000, dan MD 9000, itu pun saat melakukan penyuntingan malam hari, hanya menggunakan lampu (lighting) seadanya, walaupun agak sedikit gambar berbintik, kurang terang, namun hasil lumayan bagus. Disinilah peran kepiawian sutradara dan crew (kru) sangat menentukan keberhasilan kualitas gambar dan hasil maksimal penyutingan.
Pada saat shooting di luar ruangan  atau outdoor perlu memperhatikan keadaan cuaca, karena berpengaruh pada alat yang digunakan. Dan yang perlu diperhatikan adalah cuaca atau panasnya matahari, reflector, camera setting dan crowd control. Wah ternyata, rumit ya! Tapi gampang lho, karena dengan Kamera Panasonic MD inilah shooting filmnya.

Namun kegiatan shooting ini tidak akan berjalan lancar jika ada kerjasama yang baik. Langkah pertama adalah adalah menyiapkan Inti Cerita saat pertemuan kepada pemain dan Crew. Hal ini sangat penting, mengapa? Karena ini berhubungan dengan skenario. Tahapa awal penulisan skenario adalah menentukan inti cerita yang akan dikembangkan menjadi sebuah skenario. Dalam cerita ini sudah mempunyai gambaran singkat tentang plot, karakter utama, maupun setting dari  cerita. Inti cerita ini bisa berasal dari ide/inspirasi yang ditemukan baik dalam imajinasi atau fenomena keseharian. Selanjutnya membuat sinopsis. Wah....apa ya sinopsis itu? Pembuatan film pendek sinopsis sangat penting. Mengapa? Ringkasan cerita yang akan dikembangkan dalam bentuk skenario biasa disebut sebagai sinopsis. Sinopsis harus ditulis semenarik mungkin dengan maksud menggoda pembacanya untuk membaca skenario dari sinopsis tersebut. Panjang sinopsis biasanya dari setengah sampai dua halaman.


Berikutnya adalah penjelasan karakter. Wah...pasti seru ya, kalau berbicara tentang karakter. Semua orang punya karakter, termasuk kameramennya, sutradaranya. Lalu bagaimana menampilkan karakter? Karakter atau tokoh merupakan salah satu unsur terpenting dalam skeario, sama halnya dalam cerpen atau novel. Tetapi dalam skenario film, sinopsis harus dikembangkan secara lebih rinci. Perincian dalam karakter biasanya meliputi nama peran, jenis kelamin, ciri-ciri fisik, sifat perilakunya, pendidikan, dan hubungan dengan perilakunya.
Nah, seorang penulis naskah juga perlu menjelaskan plot. Plot merupakan alur cerita yang diperlukan dalam penulisan skenario. Dengan adanya plot yang disusun terlebih dahulu akan sangat membantu dalam penulisan skenario. Nah, setelah itu harus ada Outline. Apa itu outline? Susunan urutan adegan per adegan secara lebih rinci. Jadi bisa dikatakan bahwa outline adalah penjabaran dari plot. Sebelum prosese produksi dimulai, produser, sutradara bersama crew harus menyiapkan scene. Scene merupakan informasi tentang adegan. Atau terdiri dari nomor scene, INT/EXT, lokasi adegan, dan waktu adegan. Begitu juga dengan action atau aksi adalah keterangan mengenai kejadian dalam setiap scene atau adegan yang merupakan penjabaran dari outline yang sudah dibuat sebelumnya. Selanjutnya film akan lebih asyik ditonton jika ada dialognya, bukan seperti pantomim, tanpa dialog. Bagaimana mengemas dialog dalam skenario film? Usahakan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh penonton. Dialog itu adalah kata yang diucapkan oleh karakter dalam adegan. Selamat mencoba ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar