Cafebahasa hadir sebagai sarana edukasi, pembelajaran, komunikasi serta sebagai media informasi bahasa, sastra, seni, opini-artikel, dan hasil mahakarya (proses kreatif). Kirimkan partisipasi Anda melalui email bbg_cla@yahoo.com

Jumat, 18 November 2011

Artikel "Komunikasi dan Kepemimpinan"

KOMUNIKASI DAN KEPEMIMPINAN
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd


Komunikasi merupakan urat nadi kepemimpinan. Ibarat darah yang mengalir di tubuh manusia. Akan tetapi jika urat nadi ini lemah (tidak berfungsi lagi, mati) tentu kepemimpinan yang dijalaninya tidak berakhir dengan sukses. Komunikasi merupakan kunci utama seorang pemimpin dalam berinteraksi dimanapun, kapanpun dan dengan siapa pun. Pemimpin (yang notabene sebagai manusia biasa) memiliki kelebihan dan kekurangan, serta keterbatasan. Mengapa komunikasi penting bagi pemimpin? Tidak banyak yang menyadari bahwa ‘komunikasi’ lah yang dapat menghantarkan seorang pemimpin menjadi wibawa, dihormati, dihargai.
Komunikasi sering diartikan sebagai bentuk dan proses peralihan dan pertukaran informasi oleh manusia melalui adaptasi dari dan ke dalam sebuah sistem kehidupan manusia dan lingkungannya. Tentunya komunikasi melalui peralihan informasi ini disampaikan melalui simbol-simbol bahasa verbal maupun nonverbal yang dipahami bersama. Ungkapan pikiran, perasaan dan perbuatan melalui kata-kata disebut verbal vokal, dan ungkapan melalui tulisan disebut verbal visual. Maka dari itu, seorang pemimpin tidak hanya melihat dengan mata dan mendengar telinga, tetapi seharusnya juga dengan mata hati atau hati nurani.
Bagaimana menjalankan komunikasi yang baik? Setiap orang memerlukan interaksi dan komunikasi. Komunikasi antara pemimpin dan yang dipimpin berfungsi seperti urat nadi yang mengalirkan darah dalam tubuh manusia. Komunikasi sangat menentukan tingkat keefektifan kepemimpinan seorang pemimpin. Kegagalan dalam berkomunikasi (miskomunikasi) dalam kepemimpinan ibarat urat nadi darah yang tersumbat di dalam tubuh sehingga orang menjadi sakit-sakitan dan tidak menjalankan aktivitas sehari-hari. Dengan adanya kelemahan ini, tentunya visi misi yang akan disampaikan oleh seorang pemimpin kepada publik menjadi hambar.
Memasuki era reformasi telah tumbuh suatu tradisi baru dalam proses pemilihan kepala daerah. Semua bakal calon kepala daerah yang ikut dalam pemilihan diwajibkan memaparkan visi dan misinya, yang akan dilaksanakan kelak terpilih. Bahkan dalam suatu pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket atau berpasangan. Tidak hanya bakal calon kepala daerah yang menyampaikan visi dan misinya, tetapi bakal calon kepada daerah juga harus menyampaikan visi dan misi dihadapan anggota DPRD. Maka dari itu bagaimana seharusnya seorang pemimpin bersikap?
Semestinya seorang pemimpin itu ramah, pro rakyat, mengerti keadaan, tanggap situasi, mudah dihubungi. Menjelang pemilihan Gubenur dan Wakili Gubenur, semua bakal calon pasti mengumbar visi misi dihadapan rakyat. Semestinya juga, rakyat tanggap situasi dan rakyat jangan buta melihat dan menyelami bakal calon gubenur dan wakil gubenur. Bagaimana jika seorang pemimpin tidak memiliki visi? “Mustahil” jawabnya. Visi dan misi selalu dimiliki oleh seorang pemimpin. Yang sering menjadi masalah adalah pemimpin tidak pernah melaksanakan visi dan misiya dengan baik. Katanya menyelenggarakan pengobatan gratis, sekolah gratis, pembangunan yang maju, mewujudkan ekonomi maju-aman-sejahtera. Tapi pada kenyataannya masih ada, masyarakat Jambi yang tidak dapat melanjutkan sekolah karena tidak mampu untuk mengeluarkan biaya, mereka yang sakit ketika berobat di rumah sakit juga harus mengeluarkan uang untuk membayar.

Dalam tulisan ini penulis sangat berharap kepada bakal calon Gubenur dan Wakil Gubenur untuk membuat visi dan misi yang realistis. Mengapa? Visi harus realistis untuk menjembatani masa kini dengan masa depan yang dapat dicapai sesuai kondisi yang berlaku. Pemimpina tanpa visi? Mungkin hal ini dapat terjadi pada sebagian orang yang dipaksakan menjadi pemimpin, pemimpin karbitan, atau dadakan, atau bagi orang yang karena situasi tertentu diangkat menjadi pemimpin. Yang penting berjalan apa adanya. Ada yang memimpin, memberi perintah dan instruksi, ada yang dipimpin, yang menjalankan perintah dan tugas-tugas secara rutin. Kalau hal ini terjadi pada suatu organisasi, dapat dipastikan organisasi tersebut tidak akan bertahan lama (mati ditengah jalan).
Apakah visi dan misi itu? Visi misi sering disebut sebagai arah ke mana, organisasi dan orang-orang yang dipimpin dibawa oleh seorang pemimpin. Seperti seorang nahkoda yang harus menjalankan dan menentukan arah ke mana kapa dengan penumpang harus diarahkan. Visi pemimpin dibutuhkan agar kondisi baik yang sudah dicapai tidak mengalami kemunduran dan kondisi yang kritis dapat diperbaiki atau dipulihkan kembali. Selain itu visi juga merupakan pandangan ke masa depan yang mampu memberikan inspirasi kepada para pemimpin dan memberi motivasi kepada orang-orang yang dipimpin untuk mencapai tujuan organisasi atau tujuan yang ditentukan oleh pemimpin.
Daripada itu visi juga mengandung harapan-harapan bagi orang-orang yang dipimpin. Visi adalah impian seorang pemimpin yang harus diubah menjadi suatu kenyataan. Pemimpin adalah “pemimpi” yang sanggup menggubah mimpi menjadi kenyataan (Musakabe, 2007:49). Bagaimana mewujudkan kepemimpinan yang baik? Pemimpin diciptakan melalui suatu proses yang panjang dan invenstasi kemampuan dari bawah, bukan secara instan. Maka dari itu pemimpin yang berjuang dari bawah dengan melalui pengalaman suka dan duka akan lebih berwibawa dan dipercayai oleh para pengikutnya. Dan pemimpin tidak pernah berhenti belajar, baik belajar secara formal, dan pengalamannya sendiri dan pengalaman dari orang lain. Pengalaman adalah buku ajar yang tak ada tamatnya. Begitu seorang pemimpin berhenti belajar, ia akan mengalami kemunduran dan orang lain yang baik akan menggantinkan posisinya. Yang menjadi catatan penting adalah bahwa pemimpin merupakan orang yang pandai mengandakan talenta, orang yang menya-nyiakan talenta tidak akan menjadi pemimpin sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar