Cafebahasa hadir sebagai sarana edukasi, pembelajaran, komunikasi serta sebagai media informasi bahasa, sastra, seni, opini-artikel, dan hasil mahakarya (proses kreatif). Kirimkan partisipasi Anda melalui email bbg_cla@yahoo.com

Jumat, 18 November 2011

Materi "KALIMAT EFEKTIF"



KALIMAT EFEKTIF
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd
A. Pengertian
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pada pembaca seperti apa  yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif lebih mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektf mempunyai cirri-ciri yang khas, yaitu sebuah kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.

B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif

a.       kesepadanan
 Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
        Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa cirri, seperti tercantum di bawah ini

1)      Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat denagan jelas. Ketidakjelasan subjek atau kalimat, tentusaja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghadirkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebgainya di depan subjek.
Contoh:

Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah).
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar).
2)      Tidak terpadat subjek ganda

Contoh:

a)Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para dosen.

b)      Soal itu sya kurang jelas.

Kalimat-kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara:
a)      Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b)      Soal itu bagi saya kurang jelas.
3)  Kata penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
     Contoh:
a)      Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b)      Kakaknya membeli sepeda motor Honda, Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menjadikan kalimat itu kalimat majemuk dan kedua mengganti ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a)      Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
Atau:
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengkuti acara pertama
b)      Kakaknya dating membeli sepeda motor Honda, sdangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
 Atau:
 Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
     Contoh:
a)      Bahasa Indoensia yang berasal dari bahasa Melayu
b)      Sekolah kami yang terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a)      Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b)      Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
b. Keparalelan
Yang dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina. Kalau bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
   Contoh:
a)      Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b)      Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecetan tembok, memasang penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a) tidak ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau kenaikkan secara luwes.
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecetan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut.
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.

c. Ketegasan
Yang dimaksud dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan dalam kalimat.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
     Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah: Presiden mengaharapkan.
Jadi, penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang logis
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, ia  telah membantu anak-anak terlantar.
   Seharusnya:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah ia  telah membantu anak-anak terlantar.
3) Melakukan pengulangan kata (pasien)
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi rajin dan jujur.
5) Mempergunakan partikel penekanan (penegasan)
     Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.

d. Kehematan
Yang dimaksud dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan disini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa criteria yang perlu diperhatikan.
1) Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
     Perhatikan contoh:
a.       Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b.      Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui Presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai berikut.
a.       Karena tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b.      Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui Presiden datang.
2)      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghidarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Kata merah sudah mencakup kata warna.
Kata pipit sudah mencakup kata burung.

Perhatikan:
Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Dapat diubah:
Ia memakai baju merah.
Di mana engkau menangkap pipit itu?
3)      Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan kata ke atas
Kata turun bersinonim dengan kata ke bawah
Kata hanya bersinonim dengan kata saja
Kata sejak bersinonim dengan kata dari

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini
a) Dia hanya membawa badannya saja
b) Sejak dari pagi dia bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki
a) Dia hanya membawa badannya.
b) Sejak pagi dia bermenung.
4)      Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jaman. Misalnya:
Bentuk Tidak Baku                                             Bentuk Baku
   para tamu-tamu                                                para tamu
  beberapa orang-orang                                     beberapa orang

e. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut.
a)      Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b)      Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal. Mahasiswa atau perguruan tinggi.
Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.

f. Kepaduan
Yang dimaksud dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu, hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepda kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Silakan Anda perbaiki kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat persona.
Surat itu saya sudah baca
Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkannya.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat itu berbentuk:
Surat itu sudah saya baca.
Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita.

Perhatikan kalimat ini.
Mereka membicarakan kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas desain ineterior pada rumah-rumah adat.

g. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
a)      Waktu dan tempat kami persilahkan.
b)      Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
a)      Bapak Menteri kami persilahkan.
b)      Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
Kelogisan sebuah kalimat ditandai pula oleh ejaan, seperti yang dibicarakan pada bab-bab terdahulu.

Kalimat salah dan kalimat benar.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini.
Bentuk yang Salah                                       Bentuk yang Benar
1. Untuk mengetahui baik atau buruknya    Baik atau buruknya pribadi se-
    pribadi seseorang  dapat  dilihat   dari     orang dapat dilihat dari tingkah
    tingkah lakunya sehari-hari.                     lakunya sehari-hari.

2. Semoga dimaklumi                                  Semoga Bapak dapat memaklumi-
                                                                     nya
3. Pekerjaan itu Ayah tidak cocok         Pekerjaan itu bagi Ayah tidak cocok
4. Perkara yang diajukan ke meja          Perkara yang diajukan ke meja hijau
    hijau berjumlah 51 buah. Se-              berjumlah 51 buah, sedangkan per-
    dangkan perkara yang telah se-          kara yang telah selesai disidangkan
    lesai disidangkan berjumlah 23          berjumlah 23 buah.
    Buah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar