KALIMAT EFEKTIF
Oleh: Bambang Setiawan, S.Pd
A. Pengertian
Kalimat efektif ialah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pada pembaca seperti apa
yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat efektif lebih
mengutamakan keefektifan kalimat itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat
terjamin.
Sebuah kalimat efektf mempunyai
cirri-ciri yang khas, yaitu sebuah kesepadanan struktur, keparalelan,
ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan kelogisan.
B. Ciri-Ciri Kalimat Efektif
a. kesepadanan
Yang dimaksud dengan kesepadanan ialah
kesepadanan atau keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang
dipakai. Kesepadanan kalimat ini diperhatikan oleh kesatuan gagasan yang kompak
dan kepaduan pikiran yang baik.
Kesepadanan kalimat itu memiliki beberapa cirri, seperti tercantum di
bawah ini
1) Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat denagan
jelas. Ketidakjelasan subjek atau kalimat, tentusaja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan
menghadirkan pemakaian kata depan di, dalam, bagi, untuk, pada, dan sebgainya
di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa
perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Salah).
Semua mahasiswa perguruan
tinggi ini harus membayar uang kuliah. (Benar).
2)
Tidak
terpadat subjek ganda
Contoh:
a)Penyusunan laporan itu saya dibantu oleh para
dosen.
b)
Soal itu sya
kurang jelas.
Kalimat-kalimat
itu dapat diperbaiki dengan cara:
a) Dalam menyusun laporan itu, saya dibantu oleh para
dosen.
b) Soal itu bagi saya kurang jelas.
3) Kata
penghubung intrakalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a)
Kami
datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b)
Kakaknya
membeli sepeda motor Honda, Sedangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat
dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menjadikan kalimat itu kalimat
majemuk dan kedua mengganti ungkapan penghubung intrakalimat menjadi ungkapan
penghubung antarkalimat, sebagai berikut:
a)
Kami
datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara
pertama.
Atau:
Kami datang agak terlambat. Oleh
karena itu, kami tidak dapat mengkuti acara pertama
b)
Kakaknya
dating membeli sepeda motor Honda, sdangkan dia membeli sepeda motor Suzuki.
Atau:
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan
tetapi, dia membeli sepeda motor Suzuki.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh:
a) Bahasa Indoensia yang berasal dari bahasa Melayu
b) Sekolah kami yang terletak di depan bioskop
Gunting.
Perbaikannya adalah sebagai berikut:
a) Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
b) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
b. Keparalelan
Yang dimaksud
dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat
itu. Artinya kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan bentuk nomina. Kalau bentuk pertama
menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a) Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara
luwes.
b) Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah
kegiatan pengecetan tembok, memasang penerangan, pengujian
system pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
Kalimat a) tidak
ada kesejajaran karena dua bentuk kata yang mewakili predikat terjadi dari bentuk
yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat
diperbaiki dengan cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak
dibekukan atau kenaikkan secara luwes.
Kalimat b) tidak
memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya,
yaitu kata pengecetan, memasang, pengujian, dan pengaturan. Kalimat itu
akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai berikut.
Tahap terakhir
penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian system pembagian air, dan pengaturan tata
ruang.
c. Ketegasan
Yang dimaksud
dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok
kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu
memberi penekanan atau ketegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk
membentuk penekanan dalam kalimat.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan
itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat
membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah:
Presiden mengaharapkan.
Jadi, penekanan kalimat dapat
dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2) Membuat urutan kata yang logis
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus,
tetapi berjuta-juta rupiah, ia telah
membantu anak-anak terlantar.
Seharusnya:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus,
tetapi berjuta-juta rupiah ia telah
membantu anak-anak terlantar.
3) Melakukan pengulangan kata (pasien)
Contoh:
Saya suka akan kecantikan mereka,
saya suka akan kelembutan mereka.
4) Melakukan pertentangan terhadap ide
yang ditonjolkan
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang,
tetapi rajin dan jujur.
5) Mempergunakan partikel penekanan
(penegasan)
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
d. Kehematan
Yang dimaksud
dengan kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frase,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus
menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan kalimat. Penghematan
disini mempunyai arti penghematan terhadap kata yang memang tidak diperlukan,
sejauh tidak menyalahi kaidah tata bahasa.
Ada beberapa criteria yang perlu
diperhatikan.
1) Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak
datang ke tempat itu.
b. Hadirin serentak berdiri setelah mereka
mengetahui Presiden datang.
Perbaikan kalimat itu adalah sebagai
berikut.
a.
Karena
tidak diundang, dia tidak datang ke tempat itu.
b.
Hadirin
serentak berdiri setelah mengetahui Presiden datang.
2) Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghidarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Kata merah sudah mencakup kata warna.
Kata pipit sudah mencakup kata burung.
Perhatikan:
Ia memakai baju warna merah.
Di mana engkau menangkap burung
pipit itu?
Dapat diubah:
Ia memakai baju merah.
Di mana engkau menangkap pipit itu?
3) Penghematan dapat dilakukan dengan cara
menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik bersinonim dengan
kata ke atas
Kata turun bersinonim dengan kata
ke bawah
Kata hanya bersinonim dengan
kata saja
Kata sejak bersinonim dengan
kata dari
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah
ini
a) Dia hanya membawa badannya saja
b) Sejak dari pagi dia
bermenung.
Kalimat ini dapat diperbaiki
a) Dia hanya membawa badannya.
b) Sejak pagi dia bermenung.
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak
menjamakkan kata-kata yang berbentuk jaman. Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
para
tamu-tamu para tamu
beberapa orang-orang
beberapa orang
e. Kecermatan
Yang dimaksud
cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam
pilihan kata.
Perhatikan kalimat berikut.
a)
Mahasiswa
perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b)
Dia
menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal.
Mahasiswa atau perguruan tinggi.
Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang,
seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut.
Yang diceritakan menceritakan tentang
putra-putri raja, para hulubalang, dan para menteri.
Kalimat ini salah pilihan katanya
karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan
menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi:
Yang diceritakan ialah putra-putri
raja, para hulubalang, dan para menteri.
f. Kepaduan
Yang dimaksud
dengan kepaduan adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Kalimat yang padu tidak bertele-tele
dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak sistematis.
Oleh karena itu, hindari kalimat yang
panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan
kepda kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa
kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak ke luar dari kepribadian
manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Silakan Anda perbaiki kalimat di atas
supaya menjadi kalimat yang padu.
Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek
+ agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat
persona.
Surat itu saya sudah baca
Saran yang dikemukakannya kami akan
pertimbangkannya.
Kalimat di atas
tidak menunjukkan kepaduan sebab aspek terletak antara agen dan verbal.
Seharusnya kalimat itu berbentuk:
Surat itu sudah
saya baca.
Saran yang dikemukakannya
akan kami pertimbangkan.
Kalimat yang padu tidak perlu
menyisipkan sebuah kata antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membicarakan kehendak
rakyat.
Makalah ini akan membahas desain
ineterior pada rumah-rumah adat.
g. Kelogisan
Yang dimaksud
dengan kelogisan ialah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan sesuai
dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
a)
Waktu dan
tempat kami persilahkan.
b)
Untuk
mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Kalimat ini tidak logis (tidak masuk
akal). Yang logis adalah sebagai berikut.
a)
Bapak
Menteri kami persilahkan.
b)
Untuk
menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
Kelogisan sebuah kalimat ditandai pula
oleh ejaan, seperti yang dibicarakan pada bab-bab terdahulu.
Kalimat salah dan kalimat benar.
Perhatikan kalimat-kalimat di bawah
ini.
Bentuk yang Salah Bentuk
yang Benar
1. Untuk
mengetahui baik atau buruknya Baik atau buruknya pribadi se-
pribadi seseorang dapat
dilihat dari orang dapat dilihat dari tingkah
tingkah lakunya sehari-hari. lakunya sehari-hari.
2. Semoga
dimaklumi Semoga
Bapak dapat memaklumi-
nya
3. Pekerjaan
itu Ayah tidak cocok Pekerjaan itu
bagi Ayah tidak cocok
4. Perkara
yang diajukan ke meja Perkara
yang diajukan ke meja hijau
hijau berjumlah 51 buah. Se- berjumlah 51 buah, sedangkan per-
dangkan perkara yang telah se- kara yang telah selesai disidangkan
lesai disidangkan berjumlah 23 berjumlah 23 buah.
Buah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar